Saya tau jika setiap hari otak selalu aktif berpikir bahkan ketika sedang tidur, namun disamping itu organ tubuh yang tidak pernah istirahat sedikitpun yaitu jantung juga demikian harus aktif.
Karena jika mereka sudah tidak aktif lagi saya tidak tau pasti akan seperti apa jadinya. Sulit memang membedakan mana yang hati dan mana yang pikiran, mana yang perasaan mana yang pemikiran.
Kalau saja pikiran itu adalah hasil dari sesuatu yang logis masuk akal dan perasaan atau hati berhubungan dengan rasa yang dirasakan oleh hati seperti emosi, keinginan, dll. Berarti bisa disimpulkan bahwa nafsu berada di hati bukan di pikiran, padahal kita mau mengendalikan pikiran atau otak malahan hati kita dipenuhi dengan emosi.
Sampai saat ini saya masih bingung mana hati mana pikiran, akan tetepi saya akan mencoba mendefinisikan sesuai pemahaman saya sendiri dan dari pengalaman membaca sana sini.
Menurut saya Perasaan dan pikiran itu sama, yah sama letaknya berada di otak mereka sama-sama terletak di mesin yang sangat canggih tanpa prosesor buatan intel atau amd.
Pikiran sebenarnya tau mana yang benar dan mana yang salah sesuai dengan pengalaman atau insting asli daripada manusia.
Namun siapa yang menang dialah yang berkuasa dalam menentukan tindakan output yang akan menggerakan anggota tubuh.
Okelah daripada kita ruwet bolak balik sana sini tanpa ada penjelasan yang jelas gimana kalau saya rubah dari Mengendalikan pikiran ke Mengendalikan nafsu. Kita harus sepakat bahwa nafsu berasal dari pikiran maupun dari perasaan. Nafsu yang saya maksud adalah keinginan yang cenderung membuat suatu kerugian bagi diri sendiri, yang mana sebenarnya kita tahu kalau hal itu merugikan namun kita tetap melakukannya.
Sebagai contoh sehari-hari yaitu merokok, makan junk food, tidak konsisten terhadap diri sendiri, dan lain-lain yang pasti berhubungan dengan keinginan yang mungkin akan merugikan diri sendiri terutama kesehatan dan masa depan.
Mulai hari ini saya akan mencoba atau saya akan ber eksperiment untuk mengendalikan otak atau hati tidak peduli keduanya yang terpenting saya akan mengontrol semua itu tentunya dengan tahapan dari hal kecil terlebih dahulu.
Dan nanti akan saya tuliskan juga apa yang terjadi dan apa hasilnya setelah saya mencoba mengendalikan mereka semua termasuk nafsu.
Saya akan mencoba merubah kebiasaan buruk hanya dengan memerintahkan otak, atau hati dengan seketika tanpa menghiraukan intervensi dari luar.
Begini saja kalau kita membatasi pikiran pikiran kita mungkin akan terasa lelah karena kita terpaksa, atau kita merasa terpenjara karena keinginan kita tidak tercapai, nah saya akan mencoba untuk tidak membatasi pikiran namun langsung merubah pikiran dengan mengandalkan rasa cuek, acuh tak acuh, tidak mau tau di tempat yang tepat sehingga kita tidak merasa dibatasi pikiranya.
Okelah semua itu harus diawali dengan niatan yang mungkin sungguh sungguh, tetapi kita juga perlu mencoba secara spontanitas tanpa beban tanpa merasa terpaksa.
Sebagai contoh saya adalah perokok aktif setiap hari saya menghabisnkan kurang lebih satu bungkus rokok dan merokok adalah kebiasaan yang sudah saya lakukan sela kurang lebih 4 tahun aktif.
Pertama kita harus berpikir terlebih dahulu secara jernih kalau merokok itu selain merugikan diri sendiri atau kesehatan juga sangat menguras isi dompet.
Oke sampai sini kita juga terlintas dipikiran tetapi kalau tidak merokok rasanya itu pusing,beban dan seperti ada yang kurang apa lagis setelah makan.
Dan kita harus menimbang kerugian dan kelebihan dari merokok, saya yakin akan sepakat timbangan akan lebih berat pada kerugian daripada merokok tersebut.
Setelah kita tahu bahwa merokok merugikan untuk diri sendiri,masa depan, orang lain dan terutama menguras uang kita maka mulai saat ini saya perintahkan kepada pikiran dan hati, ingat saya tidak peduli keduanya karena mereka sama-sama bersemayam di otak secara fungsional. Saya perintahkan sekali lagi saya stom merokok tidak peduli apapun yang terjadi, dan cuek terhadap mereka yang menggoda atau intervensi dari luar.
Tanpa merokokpun saya tidak akan mati sekarang hal ini memang seimbang dengan statement merokokpun tidak mati kenapa kita tidak merokok, namun karena saya sudah memerintahkan pikiran dan hati untuk tidak merokok jadi saya katakan "tanpa merokokpun saya tidak mati sekarang".
Jika eksperiment ini berhasil kita jadikan experience atau pengalaman untuk mengatasi semuanya, yah semua yang ada dalam pikiran dan perasaan kita. Apapun itu yang berhubungan dengan nafsu tidak produktif atau nafsu yang merugikan kita stop perlahan dengan alasan kita sendiri dengan tujuan yang lebih baik.
Setelah semuanya berhasil saya juga akan berexperiment sebaliknya, yaitu jika kita bisa mengendalikan nafsu tidak produktif berarti kita harus bisa mengendalikan nafsu yang produktif atau nafsu yang baik-baik saja. Ketentuan baik atau buruknya kita bisa melihat pada kitab suci atau kepada undang-undang yang sudah ada atau bisa juga dari kebiasaan yang benar sesuai dengan kebenaran yang diakui semua orang.
Tentunya hal positif dan produktif itu bukan berarti hal yang tidak logis, menurut saya harus masuk akal sesuai dengan perhitungan.
Saya rasa cukup sekian, jika ada yang ingin berkomentar silahkan saya tunggu makian dan pujian kalian karena itu tidak mempengaruhi tulisan ini jika tidak saya rubah sendiri setelah melihat makian anda thanks.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah Dengan Sopan Dan Bermanfaat